Anemia merupakan salah satu dampak infeksi malaria falsiparum dan malaria vivaks. Respon imun ternyata mempengaruhi kadar hemoglobin. Sitokin proinflamasi dan antiinflamasi memainkan peranan penting terjadinya anemia penderita terinfeksi P. falciparum dan P. Vivax.Tujuan penelitian adalah untuk menilai hubungan antara kadar hemoglobin dengan sitokin TNFα, IFNγ, IL12 dan IL10 pada penderita malaria falsiparum dan vivaks tanpa komplikasi.Metode penelitian adalah desain potong lintang dengan jenis penelitian klinis, laboratoris, non intervensi dan analitik. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Mitra Masyarakat, Timika, Papua. Hasil penelitian didapati total 76 subyek malaria terinfeksi, P. falciparum(n=39) dan P. vivax(n=37) yang dapat diteliti. Rerata kadar hemoglobin pada P. falciparum dan P. vivax tidak berbeda ((11,2 (95%CI: 10,5-11,9) ;10,8 (95%CI: 10,2–11,4); p=0,377). Densitas parasitemia aseksual P. falciparum dan P. vivax tidak berkorelasi dengan kadar hemoglobin (r=0,131, p>0,05). Densitas parasitemia aseksual P. falciparum dan P. vivax berkorelasi negatif dan bermakna (p<0,05) terhadap rasio sTNF-α/IL10 (ρ= -0,398; ρ= -0,404), sIFN-γ/IL10 (ρ=-0,501; ρ=-0,522), sIL12/IL10 (ρ=-0,416; ρ=-0,584). Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan bahwa rasio sIL12/IL10 adalah yang paling berpengaruh terhadap densitas parasitemia (OR: 0,16 (95%CI: 0,06–0,45)). Analisis bivariat rasio sitokin proinflamasi/antiinflamasi terhadap kadar haemoglobin`menunjukkan bahwa tidak ada korelasi yang bermakna tetapi analisis regresi logistik berganda menunjukkan kadar hemoglobin dipengaruhi oleh sIFN-γ/IL10 (OR: 0,16(95%CI: 0,03-0,77)) bersama rasio sTNF-α/IL10. Kesimpulan: Rasio sitokin proinflamasi terhadap antiinflamasi mengontrol densitas parasitemia aseksual dan mempengaruhi kadar haemoglobin.
Kata kunci : Malaria, hemoglobin, IL12, TNF-α, IFN-γ, IL10, Papua