Abstract : Compassion in ethical discourse is used to describe the attitudes and actions of moral agent in helping the vulnerables and the suffering. Discourse around compassion generally focused on whether compassion is an attitude of sympathy or empathy, or it is the attitude of compassion derived from an altruistic attitude which is inherent in intelligent being. This paper argues that compassion is realized only in the context of ethics of care. For that reason, the paper will first distinguish simpaty from empathy and contextualize them within the realm of altruism. At the same time this approach plays the role of criticizing emotive ethics of David Hume and Kantian ethics which is attacked by Kantian ethics as heteronomous.
Keywords : sympathy, empathy, altruism, epiphanic experience, caring encounters, care ethics
Abstrak : Sikap welas asih (compassion) dalam diskursus etika digunakan untuk mendeskripsikan sikap dan tindakan moral menolong sesama yang rentan dan menderita. Diskursus seputar sikap welas asih umumnya difokuskan pada apakah sikap tersebut adalah bagian dari sikap simpati atau empati? Atau, apakah sikap welas asih adalah wujud dari sikap altruistik yang umumnya dimiliki makhluk hidup berperasaan dan berinteligensi? Tulisan ini pertama-tama akan menunjukkan bahwa sikap welas asih lebih dekat dengan konsep dan sikap simpati. Untuk memahami hal ini, pembedaannya dengan empati akan dikemukakan. Di atas semuanya itu, sikap welas asih (simpati) dan empati dibedakan juga dari sikap altruistik manusia. Melalui tulisan ini akan ditunjukkan pula bahwa hanya melalui etika kepedulian (ethics of care) kita dapat memahami welas asih sebagai sikap dan tindakan moral. Ini sekaligus menjadi kritik tajam terhadap etika Humean yang terlalu memuja perasaan moral dan etika Kantian yang menghojat emosi atau perasaan moral sebagai etika manusia heteronom.
Kata kunci : Simpati, Empati, Altruisme, Pengalaman epifani, Perjumpaan penuh belas kasih, Etika kepedulian